Translate

Jumat, 04 April 2014

SejarahAmerika, tgs kliah

BAB 1
PENDAHULUAN

Kapten John Smith menempati kedudukan yang kokoh dalam sejarah Amerika sebagai pemimpin yang ketegasan serta keberaniannya telah menyelamatkan koloni inggris, Virginia , dari bencana pada tahun 1608 . akan tetapi, kerjanya sebagai penjelajah dan ahli ilmu bumi agaknya tidak terlalu dikenal.peta yang mencantumkan gambarnya di sudut , terukir di London dari catatan serta pengamatannya pada tahun 1614 tatkala melakukan penjelajahan ke suatu daerah yang dinamakannya (New England) tersebut meliputi keenam negara bagian timur laut amerika serikat. Kaum peziaran memegang salinan peta ini diatas kapal MayFlower pada tahun 1620 ketika mereka mendarat di Plymouth. “Cape James”nya smith sekarang bernama Cape Cod.
Sejarah awal amerika serikat adalah sejarah kolonial inggris di daerah baru amerika utara yang dibanjiri para pendatang dari kepulauan inggris dan irlandia. Pada permulaan tahun-tahun 1600an terjadi gelombang perpindahan bagi mereka yang ingin menemukan kehidupan baru yang lebih baik , di tanah yang baru pula dengan segala harapan yang ada dalam benak mereka. para imigran pertama dari inggris ke tempat yang kini bernama amerika serikat itu menyebrangi samudera atlantik, lama sesudah koloni-koloni spanyol yang makmur didirikan di meksiko, hindia barat, dan amerika selatan. Sebagaimana semua perantau ke dunia baru , mereka menyebarang dengan kapal-kapal kecil yang penuh sesak. Selama perjalanan berlangsung enam sampai dua belas minggu, mereka hidup dengan penjatahan makanan yang sangat tipis. Banyak diantra mereka yang meninggal karena sakit. Sering pula terjadi kapal dihempaskan oleh topan dan beberapa diantaranya karam di laut.

  

BAB II
PEMBAHASAN
Zaman kolonial
Setelah periode penjelajahan yang dilakukan oleh negara-negara besar di Eropa, permukiman pertama didirikan pada 1607. Orang Eropa membawa kuda, sapi, dan babi ke benua Amerika, dan membawa jagung, kalkun, kentang, kacang, tembakau, dan labu ke Eropa. Lingkungan berpenyakit terbukti mematikan bagi banyak penjelajah dan para pemukim awal menderita penyakit-penyakit baru. Dampak penyakit baru bahkan lebih buruk bagi penduduk asli Amerika, terutama penyakit cacar dan campak. Banyak sekali penduduk asli yang meninggal, biasanya sebelum permukiman Eropa berskala besar dimulai.

Kolonisasi Spanyol, Belanda, dan Prancis

Para penjelajah Spanyol adalah orang Eropa pertama yang tiba di benua Amerika, melaluiekspedisi kedua Christopher Columbus, yang mencapai Puerto Rico pada 19 November 1493; yang lainnya mencapai Florida pada 1513. Dengan cepat ekspedisi Spanyol mencapai Pegunungan Appalachia, Sungai Mississippi, Grand Canyon, dan Great Plains. Pada 1540, Hernando de Soto melakukan penjelajahan besar-besaran ke kawasan Tenggara. Selain itu, pada tahun yang samaFrancisco Vázquez de Coronado menjelajahi Arizona hingga Kansas tengah. Spanyol mengirim beberapa pemukim, mendirikan permukiman Eropa permanen pertama di Amerika Serikat di St. Augustine, Florida pada 1565, namun hanya sedikit yang menetap permanen di sana. Permukiman Spanyol yang tumbuh menjadi kota-kota penting antara lain Santa Fe, Albuquerque, San Antonio,Tucson, San Diego, Los Angeles, Santa Barbara dan San Francisco.
Klaim teritorial Eropa di Amerika Utara, sek. 1750 Prancis Kerajaan Britania RayaSpanyolNew Netherland adalah koloni Belanda abad ke-17 yang berpusat di New York City modern dan Lembah Sungai Hudson, di mana mereka berdagang dengan suku Indian di utara dan menahan perluasan Yankee dari New England. Orang Belanda adalah para Kalvinis yang mendirikan Gereja Reformasi di Amerika, namun mereka toleran terhadap agama dan kebudayaan lainnya. Koloni ini direbut Inggris pada 1644 dan meninggalkan warisan yang bertahan lama dalam kehidupan budaya dan politik Amerika, termasuk keterbukaan pikiran dan pragmatisme perdagangan di kota, suatu tradisionalisme rural di pedesaan yang dicirikan oleh kisah Rip Van Winkle, serta politisi seperti Martin Van Buren, Theodore Roosevelt, Franklin D. Roosevelt dan Eleanor Roosevelt.
New France adalah daerah yang dikolonisasi oleh Prancis sejak 1534 hngga 1763. Ada sedikit pemukim permanen di luar Quebec dan Acadia, namun Konfederasi Wabanakimenjadi sekutu militer New France melalui empat Peperangan Prancis dan Indian melawan koloni-koloni Inggris yang bersekutu dengan Konfederasi Iroquois. Selama Perang Prancis dan Indian, New England berperang dengan sukses melawan Acadia dan Inggris memindahkan orang Acadia dari Acadia (Nova Scotia) lalu menggantinya dengan paraPetani New England. Pada akhirnya, beberapa orang Acadia bermukim kembali di Louisiana, di mana mereka mengembangkan kebudayaan pedesaan Cajun yang unik dan masih ada hingga kini. Mereka menjadi warga negara Amerika Serikat pada 1803 melalui Pembelian Louisiana. Desa-desa Prancis lainnya di sepanjang sungai Mississippi danIllinois direbut ketika orang Amerika Serikat mulai berdatangan setelah 1770. Wilayah-wilayah lain dimukimi oleh orang Skotlandia-Irlandia, Jerman, dan Swedia.

Kolonisasi Inggris di benua Amerika

Pusat permukiman permanen Inggris yang pertama di Amerika adalah sebuah pos perdagangan yang didirikan di Jamestown pada tahun 1607 dalam Domini Lama Virginia. Daerah ini segera mengembangkan perekonomiannya yang kaya dari hasil tembakaunya ( tembakau Virginia ) dengan pemasaran yang telah siap menanpung di Inggris.
Ketika para wanita di Inggris dikerahkan untuk kawin mendirikan rumah tangga pada tahun 1620, perkebunan besar sudah bermunculan disepanjang Jamestown yang penduduknya telah bertambah 1000 orang pemukim. Inggris membentuk segugus peraturan bersama yang kemudian setelah kemerdekaan Inggris tercapai menjadi suatu Federasi,
Lahan di sepanjang pesisir timur ditempati terutama oleh kolonis Inggris pada abad ke-17, bersama sejumlah kecil orang Belanda dan Swedia. Amerika Kolonial dicirikan oleh amat kurangnya tenaga kerja yang parah sehingga diberlakukan bentuk kerja paksa sepertiperbudakan dan kerja wajib, serta oleh kebijakan Inggris berupa pengabaian ramah (pengabaian salut) yang mengizinkan perkembangan semangat Amerika terpisah dari para pendiri Eropanya. Lebih dari separuh imigran Eropa datang ke Amerika Kolonial sebagai pekerja paksa.
Bangsa Inggris mencoba mendirikan permukiman di Pulau Roanoke tahun 1585, tetapi tidak berlangsung lama. Pada tahun 1607, permukiman Inggris pertama yang dapat bertahan berdiri di Sungai James di Jamestown, Virginia, yang memulai Perbatasan Amerika. Permukiman ini didirikan oleh John Smith, John Rolfe, dan orang-orang Inggris lainnya yang tertarik dengan kekayaan dan petualangan. Koloni ini hampir gagal bertahan dan mengalami kesusahan selama puluhan tahun karena penyakit dan kelaparan, hingga akhirnya mengalami keberhasilan setelah adanya gelombang baru pemukim tiba pada akhir abad ke-17 yang mendirikan pertanian komersial berbasis tembakau. Antara akhir 1610-an dan Revolusi, Inggris mengirimkan sekitar 50.000 narapidana ke koloni di Amerika. Satu contoh konflik yang parah adalah pemberontakan Powhatan 1622 di Virginia , di mana suku Indian membunuh ratusan pemukim Inggris. Konflik terbesar antara suku Indian dan pemukim Inggris pada abad ke-17 adalah Perang Raja Phillip di New England. Perang Yamasee di Carolina Selatan juga menghasilkan banyak korban.
New England pada awalnya dihuni oleh orang Puritan yang mendirikan Koloni Teluk Massachusetts pada 1630, meskipun sudah ada ada satu permukiman kecil pada 1620 oleh sekelompok orang Inggris yang dijuluki Pilgrim Fathers (orang yang melarikan diri karena berselisih paham dengan gereja) di Koloni Plymouth. Alih-alih menemukan emas, Pilgrims dan Puritan lebih tertarik untuk membuat masyarakat yang lebih baik, yang mereka juluki "kota di sebuah bukit. Roger Williams, yang ditendang keluar dari Massachusetts, mendirikan koloni di Rhode Island tahun 1636. Koloni Tengah, terdiri atas negara bagian New York, New Jersey,Pennsylvania, dan Delaware modern, dicirikan oleh tingkat keragaman yang tinggi. Upaya pertama untuk mendirikan permukiman Inggris di selatan Virginia adalah Provinsi Carolina. Sementara koloni yang terakhir berdiri di antara Tiga Belas Koloni adalah Koloni Georgia yang berdiri pada 1733.
Perkembangan koloni merupakan hal yang buruk bagi penduduk asli Amerika. Mereka kehilangan negeri mereka, dan banyak dari antara mereka yang meninggal akibat variola, penyakit yang dibawa bangsa Eropa ke Amerika.
Koloni memiliki ciri berupa keragaman keagamaan, dengan banyaknya Kongresionalis di New England, Reformasi Jerman dan Belanda di Koloni Tengah, Katolik di Maryland, dan Prebisterian Skotlandia Irlandia di perbatasan. Banyak pejabat kerajaan dan pedagang adalah penganut Anglikan.
Pada awal tahun 1700-an, relijiusitas amat meluas melalui kemunculan suatu gerakan keagamaan yang disebut Gerakan Kebangunan Rohani Pertama, yang dipimpin oleh pengkotbah seperti Jonathan Edwards. Gerakan Kebangunan merupakan salah satu peristiwa pertama dalam sejarah Amerika yang merupakan "pergerakan besar", atau sesuatu yang melibatkan banyak orang Amerika. Gerakan Kebangunan Rohani, bersama dengan Penghukuman Penyihir Salem, merupakan tanggapan atas situasi Amerika saat itu, dan mungkin memengaruhi pemikiran yang digunakan dalam Revolusi Amerika. Evangelis Amerika yang terpengaruh Kebangunan menambahkan penekanan baru dalam pencurahan ilahi dari Roh Kudus dan konversi yang mengajarkan kepada para penganut baru cinta intens pada Tuhan. Kebangkitan itu mengemas keunggulan itu dan memajukan evangelikalisme yang baru dibentuk menjadi republik awal, memberi tempat bagi Gerakan Kebangunan Rohani Kedua, yang dimulai pada akhir 1790-an.
Pada tahun 1733, terdapat tiga belas koloni. Koloni-koloni ini biasanya dikelompokan menjadi New England (New Hampshire,Massachusetts, Rhode Island dan Connecticut), koloni-koloni Tengah (New York, New Jersey, Pennsylvania, Delaware), dan Selatan (Maryland, Virginia, Carolina Utara, Carolina Selatan, dan Georgia). New England memiliki peternakan-peternakan kecil, dan lebih bertumpu pada perikanan, perkapalan, dan industri-industri kecil. Koloni Selatan memiliki perkebunan tembakau dan kapas. Kebun-kebun ini awalnya digarap oleh pekerja yang bersedia bekerja beberapa tahun dengan upah pintu masuk ke Amerika dan tanah, lalu oleh budak. Koloni tengah memiliki peternakan berukuran kecil, dan dikenal memiliki budaya dan kepercayaan yang beragam.
Sebuah segi yang mencolok dalam sebuah tahap perkembangan kolonial adalah langkahnya pengaruh kontrol yang dijalankan oleh pemerintah Inggris. Pemerintah Inggris tidak secara langsung ikut serta dalam pendirian koloni yang manapun kecuali Georgia dan secara berangsur saja ia ingin mengambil bagian dalam pengarahan politik mereka.
Daerah koloni Inggris di Amerika Serikat lambat laun menjadi daerah yang maju, baik dibidang sosial maupun ekonomi yang menimbulkan hasrat masyarakat untuk ikut serta dalam kehidupan politik.mulai tahun 1651 pemerintah Inggris sekali-sekali mengeluarkan peraturan-peraturan yang berkenaan dengan segi-segi tertentu dalam kehidupan ekonomi kolonial yang sebagian baik untuk Amerika, tetapi pada umumnya menguntungkan Inggris.
Ketigabelas koloni tersebut terikat dengan "ekonomi Atlantik", yang meliputi penggunaan kapal untuk perdagangan budak, tembakau,rum, gula, emas, rempah-rempah, ikan, kayu, dan barang hasil produksi, antara Amerika, Hindia Barat, Eropa, dan Afrika. New York, Philadelphia, Boston, dan Charleston merupakan kota dan pelabuhan utama pada masa itu.


INTEGRASI POLITIK DAN EKONOMI


Bersatu, atau Mati, kartun politik tahun 1756 karya Benjamin Franklin yang mendorong koloni-koloni untuk bersatu selama Perang Prancis dan India.
Dari tahun 1754 hingga 1763, Inggris dan Perancis terlibat dalam perang yang disebutPerang Tujuh Tahun. Inggris berhasil memenangkan perang. Perancis menyerahkan koloninya di Kanada kepada Inggris, dan menyerahkan Louisiana ke Spanyol; Spanyol menyerahkan Florida kepada Inggris. Perang ini adalah titik balik dalam perkembangan politik koloni. Pengaruh para pesaing utama Tahta inggris di koloni dan kanada, Prancis dan suku Indian Amerika Utara, amat berkurang. Selain itu, upaya perang berakibat pada integrasi politik koloni yang lebih besar, seperti ditunjukkan dalam Kongres Albany dan disimbolkan oleh seruan Benjamin Franklin supaya semua koloni "Bersatu atau Mati."
Menyusul penguasaan Inggris atas wilayah Prancis di Amerika Utara, Raja George III mengeluarkan Proklamasi Kerajaan 1763, yang menyatakan bahwa orang yang tinggal di tiga belas koloni tidak dapat menetap di sebelah barat Pegunungan Appalachia. Tujuan dari proklamasi ini adalah untuk mengorganisir kekaisaran Amerika Utara baru dan melindungi suku Indian dari perluasan kolonial ke kawasan barat. Pada masa selanjutnya, terjadi ketegangan antara para kolonis dengan Kerajaan. Parlemen Inggris mengeluarkanUndang-Undang Materai 1765, menerapkan pajak terhadap koloni tanpa melalui legislatif kolonial. Pajak-pajak tamaban juga ditetapkan melalui Undang-Undang Gula (1764), Undang-Undang Perangko (1765), Undang-Undang Townsend (1767), dan Undang-Undang Teh(1773).Para kolonis melakukan protes karena tidak memiliki perwakilan di Parlemen Inggris dan merasa bahwa mereka tidak memperoleh hak-hak mereka. Mereka mengeluarkan seruan "Tolak pajak tanpa perwakilan rakyat," yang berarti mereka meminta agar mereka memiliki suara di Parlemen Britania. Mereka terus menolak membayar pajak seiring ketegangan yang semakin meningkat pada akhir 1760-an dan awal 1770-an.

Pesta Teh Boston pada 1773 adalah aksi langsung oleh para aktivis di kota Boston untuk memprotes pajak baru untuk teh. Para kolonis di Boston membuang ratusan kotak berisi teh dari kapal di Pelabuhan Boston, sebagai tanggapan terhadap Undang-Undang Teh.  Parlemen merespon cepat setahun kemudian. Pasukan Inggris mengambil alih Boston, serta mengeluarkan Undang-Undang Paksaan, yang mencabut hak pemerintahan mandiri Massachusetts dan menempatkan wilayah itu di bawah kekuasaan pasukan. Tindakan ini memicu kemarahan dan perlawanan di semua koloni. Para pemimpin patriot dari tiga belas koloni mengadakan Kongres Kontinental Pertama untuk mengkoordinasikan perlawanan mereka terhadap Undang-Undang Paksaan. Tokoh-tokoh penting dalam kongres tersebut adalah Benjamin Franklin, John Adams, Thomas Jefferson, John Hancock, Roger Sherman, dan John Jay. Kongres menyerukan boikot terhadap perdagangan Inggris, menerbitkan daftar hak dan keluhan, serta mempetisi raja untuk mengatasi semua keluhan itu. Semua tindakan ini tidak terlalu berpengaruh, sehingga Kongres Kontinental Kedua pun digelar pada 1775 untuk mengorganisir pertahanan koloni melawan Pasukan Inggris.

bahasa soal

Dim nilai As Integer
Dim konfirmasi As String

Sub mulai()
nilai = 0
ActivePresentation.SlideShowWindow.View.Next
End Sub

Sub benar()
konfirmasi = MsgBox("Yakin dengan jawaban anda?", vbYesNo, "   Cek Jawaban!")
If konfirmasi = vbYes Then
nilai = nilai + 20
ActivePresentation.SlideShowWindow.View.Next
End If
End Sub

Sub salah()
konfirmasi = MsgBox("Yakin dengan jawaban anda?", vbYesNo, "    Cek Jawaban!")
If konfirmasi = vbYes Then
ActivePresentation.SlideShowWindow.View.Next
End If
End Sub

Sub jawab()
'tombol untuk selesai
MsgBox (" skor anda adalah " & nilai)

End Sub

Kamis, 03 April 2014

Sejarah Asia Timur ( Jepang )

Abstraksi
Era Tokugawa merupakan era penyatuan Jepang yang diawali oleh naiknya Tokugawa Ieyasu sebagai Shogun. Era ini membawa Jepang menutup diri (isolasi) dari dunia luar dengan sistem feodal, yang merupakan transisi ke Restorasi Meiji kelak sebagai antiklimaks isolasinya.

Pendahuluan

Jepang merupakan salah satu negara di kawasan Asia Timur yang patut diperhitungkan. Dengan kehebatannya dalam memadukan tradisi dan modernisasi, menjadikan Jepang sebagai bangsa yang maju. Dalam periodisasi sejarahnya, Jepang terbagi ke dalam 4 babak, yaitu zaman prasejarah, zaman klasik, zaman pertengahan, dan zaman modern. Zaman pertengahan Jepang ditandai dengan bangkitnya kelompok penguasa yang terdiri dari para ksatria (Samurai). Pada zaman ini juga merupakan zaman feodalisme yang ditandai dengan perebutan kekuasaan antar kelompok penguasa yang terdiri dari samurai. Pemerintahan di Jepang pada zaman pertengahan dikenal dengan pemerintahan bakufu (Shogun). Shogun berasal dari kata Sei I TaiShogun yang berarti panglima pasukan ekspedisi melawan orang biadab. Pemerintahan Shogun merupakan pemerintahan militer. Jadi di Jepang saat itu terdapat dua sistem pemerintahan, yaitu pemerintahan sakral yang dipimpin oleh Tenno sebagai bangsawan istana (Kuge) dan penguasa politik secara nyata yang dipimpin oleh para Shogun (bangsawan Buke). Masa pemerintahan bakufu (Shogun) di Jepang terbagi ke dalam tiga, yaitu yang berpusat di Kamakura (1185-1333), yang berpusat di Muromachi/Kyoto (1333/1573), dan yang berpusat di Edo/Tokyo (1603-1867).
Shogun sebenarnya mulai dikenal sejak  zaman Nara (710-794) dan zaman Heian (794-1185), akan tetapi jabatan Shogun pada Zaman Nara dan Heian tidaklah memiliki kekuasaan penuh sebagaimana Zaman Kamakura hingga Zaman Edo (era Tokugawa), Shogun Zaman Nara/Heian hanya bertindak sebagai jenderal perang. Selain itu jabatan Shogun pada Zaman Nara/Heian masih dipegang secara bebas tanpa melihat keturunan. Barulah sejak Zaman Kamakura (1192-1333) jabatan Shogun hanya diperuntukkan keturunan klan Minamoto dan memiliki kekuasaan penuh pemerintahan dengan kaisar bertindak hanya sebagai simbol.

Kemunculan Rezim Shogun Tokugawa
Kemunculan Shogun Tokugawa yaitu ketika Tokugawa Ieyasu berhasil memenangkan pertempuran Sekigahara. Ketika Toyotomi Hideyoshi wafat, ada perebutan kekuasaan antara pihak yang dipimpin oleh Tokugawa Ieyasu melawan pihak Ishida Mitsunari. Pertempuran dimenangkan oleh Tokugawa Ieyasu yang memuluskan jalan menuju terbentuknya Shogun Tokugawa. Tokugawa Ieyasu berhasil merebut kekuasaan pemerintah pusat . Keberhasilan lebih yang diperoleh Tokugawa Ieyasu adalah keberhasilan diangkat sebagai Shogun oleh kaisar pada tahun 1603. Tokugawa Ieyasu merupakan Shogun pertama sekaligus pendiri Shogun Tokugawa.
Daftar Klan Tokugawa antara lain:
1. Tokugawa Ieyasu (1543-1616), berkuasa : 1603- 1605
2. Tokugawa Hidetada ( 1579-1632), berkuasa : 1605-1623
3. Tokugawa Iemitsu ( 1604-1651), berkuasa :1632-1651
4. Tokugawa Ietsuna (1641-1680),bekuasa : 1651-1680
5. Tokugawa Tsunayoshi (1646-1709), berkuasa : 1680-1709
6. Tokugawa Ienobu (1662-1712), berkuasa : 1709-1712
7. Tokugawa Ietsugu (1709-1716), berkuasa : 1713-1716
8. Tokugawa Yoshimune (1684-1751), berkuasa : 1716-1745
9. Tokugawa Ieshige (1711-1761), berkuasa : 1745-1760
10. Tokugawa Ieharu (1737-1786), berkuasa : 1787-1837
11. Tokugawa Ienari ( 1773-1841 ),berkuasa :1787-1837
12. Tokugawa Ieyoshi (1793-1853), berkuasa : 1837-1853
13. Tokugawa Iesada (1824-1858), berkuasa : 1853-1858
14. Tokugawa Iemochi (1846-1866), berkuasa : 1858-1866
15. Tokugawa Yoshinobu (Keiki) (1837-1913), berkuasa : 1867-1868

Kehidupan Pada Masa Shogun Tokugawa
A.      Struktur Sosial Masyarakat
Rakyat Jepang dibagi-bagi menurut sistem kelas, berdasarkan pembagian kelas yang diciptakan Toyotomi Hideyoshi. Kelas samurai berada di hirarki paling atas, diikuti petani, pengrajin dan pedagang. Pemberontakan sering terjadi akibat pembagian kelas yang kaku dan tidak memungkinkan orang untuk berpindah kelas. Pajak yang dikenakan pada petani selalu berjumlah tetap dengan tidak memperhitungkan inflasi. Samurai yang menguasai tanah harus menanggung akibatnya, karena jumlah pajak yang berhasil dikumpulkan semakin hari nilainya semakin berkurang. Perselisihan soal pajak sering menyulut pertikaian antara petani kaya dan kalangan samurai yang terhormat tapi kurang makmur. Pertikaian sering memicu kerusuhan lokal hingga pemberontakan berskala besar yang umumnya dapat segera dipadamkan.

B.      Perkembangan Sosial Budaya
Sejak pemeritahan Letshuna, bakufu mulai melonggarkan cara pemerintahan militer yang ketat untuk lebih memberi tekanan pada usaha pendidikan dan kebudayaan karena landasan bakufu telah aman dan perlu pengendalian terhadap para daimyo. Selama zaman administrasi birokrasi, industri domestik memperlihatkan perkembangannya dan produksi bertambah dengan cepat. Perhubungan juga mengalami perbaikan, peredaran bahan-bahan konsumsi menjadi lancar dan perdagangan juga bertambah maju. Pada puncak kemakmurannya, Edo merupakan kota yang terbesar di antara kota istana dan di perkirakan mempunyai penduduk satu juta orang. Dengan hal ini kemakmuran ekonomi, ilmu pengetahuan, kesastraan, dan kesenian maju dengan pesat.Kemajuan juga tercapai dalam penelitian sejarah Jepang, yang membawa pendekatanbaru terhadap studi Mithe-Mithe. Dalam bidang kesusastraan timbul banyak sastra yangbersumber pada kehidupan kelas pedagang. Dalam bidang kesenian aliran Kano menjadi sumber pelukis-pelukis resmi bagi lembaga Shogun.

C.       Sistem Politik
Sistem politik feodal Jepang di zaman Edo disebut Bakuhan Taisei, baku dalam” bakuhan” berarti “tenda” yang merupakan singkatan dari bakufu (pemerintahan militer keShogunan). Dalam sistem Bakuhan Taisei, daimyo menguasai daerah-daerah yang disebut Han dan membagi-bagikan tanah kepada pengikutnya. Sebagai imbalannya, pengikut daimyo berjanji untuk setia dan mendukung daimyo secara militer. Kekuasaan pemerintah pusat berada di tangan Shogun di Edo dan daimyo ditunjuk sebagai kepala pemerintahan daerah. Daimyo memimpin propinsi sebagai daerah yang berdaulat dan berhak menentukan sendiri sistem pemerintahan, sistem perpajakan, dan kebijakkan dalam negeriKeturunan keluarga Tokugawa disebar sebagai daimyo di seluruh pelosok Jepang untuk mengawasi daimyo lain agar tetap setia dan tidak bersekongkol melawan Shogun.
Feodalisme Edo telah muncul dari sistem hirarki yang berstruktur ganda menjadi yang berstruktur tunggal, yang berakar dalam suatu hubungan pengawasan oleh atasan dan pemberian kompensasi kepada orang bawahan dalam bentuk penghasilan dari produksi desa (Ishii, 1988). Tokugawa Ieyasu mengeluarkan kebijakan shihai yang artinya pengawasan dan fujo yang artinya bantuan. Fujo merupakan suatu istilah yang diberikan untuk melukiskan tanah yang dihadiahkan oleh para atasan kepada para bawahan. Selain adanya kebijakan fujo, hubungan antara pemimpin dan pembantu dilakukan dengan sistem pengawasan (shihai) yang bersifat hierarkis dan massal dalam kalangan kaum militer. Puncak kekuasaan dipegang oleh shogun, yaitu dari keluarga Tokugawa yang sedang memerintah. Di bawahnya terdapat pembantu langsung shogun yang dinamakan kashin. Di antara kashin tersebut antara lain daimyo, hatamoto, gokenin, dan koke. Hubungan di dalam sistem keshogunan terjalin secara hierarkis dan mengandung unsur feodalisme yang kuat. Feodalisme termanifestasi dalam bentuk penghormatan yang besar terhadap pemimpin.

D.      Sistem Politik Luar Negeri
Pada masa Tokugawa, Jepang menjalankan politik isolasi atau politik sakoku. Politik sakoku adalah kebijakan penutupan negara dimana Orang Jepang dilarang pergi ke luar negeri dan Orang dari negara lain yang pada umumnya adalah pedagang lintas negara dilokalisasi di sebuah pulau buatan manusia bernama Dejima yang terletak di Teluk Nagasaki, dan itu pun dengan pembatasan yang sangat ketat. Hanya Belanda, China, Korea dan Ryukyu (sekarang Okinawa) yang diizinkan melakukan hubungan dagang dengan Jepang. Masalah agama yang banyak dianggap sebagai latar belakang penutupan negara sebenarnya bukanlah faktor utama penyebab terjadinya Sakoku. Kekhawatiran akan imperialisme Eropa juga merupakan faktor yang menentukan. Ketika pemerintah mengambil kebijakan untuk menutup negara maka pemerintah justru mempunyai kesempatan yang besar untuk memperbaiki pola pikir masyarakat. Dapat dikatakan bahwa masa Sakoku adalah masa Jepang menjadi kepompong. Dalam masa Sakoku masyarakat Jepang banyak belajar memahamai bangsanya sendiri dan bangsa lain. Negara yang tertutup menghasilkan kondisi yang kondusif untuk membangun nasionalisme masyarakat, bahkan pada saat itu materi tentang nasionalisme dimasukkan dalam sistem pendidikan (Kokugaku). Untuk mengimbangi keterasingan dari dunia luar, agar tidak tertinggal dalam bidang ilmu pengetahuan, masyarakat Jepang tetap mempelajari ilmu – ilmu sains, terutama yang berasal dari Belanda (rangaku). Materi ini juga dimasukkan dalam sistem pendidikan. Namun, kebijakan pemerintah yang hanya mengizinkan Belanda untuk tinggal di Dejima, tanpa masuk wilayah Jepang membuat masyarakat lebih objektif dalam menerima ilmu – ilmu dari Belanda tersebut. Pembelajaran terhadap sains Eropa dengan metode struktural seperti ini adalah upaya pemerintah agar masyarakat tidak terkontaminasi budaya Barat dan dapat tetap menjunjung tinggi tradisi Jepang.

Keruntuhan Shogun Tokugawa
a.    Timbulnya Pemikiran Anti Bakufu dan Anti Feodal
Munculnya pemikiran anti bakufu dan anti feodal muncul setelah beberapa golongan terutama dari golongan pendukung Shintoisme Suika yang mendesak pembubaran bakufu dan pengembalian kekuasaan pemerintahan kepada kaisar. Pendorong munculnya beberapa protes terhadap sistem feodalisme Bakufu tidak terlepas dari perkembangna ilmu pengetahuan di Jepang. Intelektualisme memunculkan sikap perbandingan antata sistem kekaisaran mutlak dengan sistem feodalisme militer Bakufu. Hal tersebut akhirnya membangkitkan semangat loyalitas kepada raja dan menolak sistem keshogunan, terutama sistem feodalismenya. Salah satu gerakan awal intelektualisme di Jepang adalah munculnya gerakan Mito yang memberi pengkajian terhadap kepribadian asli Jepang. Tokoh dari gerakan ini antara lain Fujita Yo-Koku dan anaknya yang bernama Fujita Toko, dan Aizawa Seisjisai.

b.    Merosotnya Feodalisme Han dan Desa
Kebijakan fujo berupa pemberian tanah untuk pertanian menemui kemandekan ketika terjadi stagnasi produksi pertanian di tengah tingkat konsumsi yang semakin meningkat. Ekonomi uang yang semakin meningkat mengakibatkan kemerosotan swasembada beras di pedesaan. Hal itu diperparah dengan tuntutan kenaikan pemasukan oleh para daimyo yang terlilit hutang dengan menaikan pajak.
Hubungan pemimpin dan pembantu menemui kerenggangan ketika semangat militeristik para samurai  mulai pudar. Sekian lama berada dalam keadaan damai dan mengurusi kepentingan sipil membuat semangat loyalitas militer mulai melenceng.  Lambat laun mereka menyukai kedudukan sipil. Kecemburuan sosial terjadi antara pemimpin dan pembantu ketika beberapa golongan rendah mulai merasa ada ketidakadilan dengan sistem fief daimyo yang turun temurun.

c.    Keadaan di dalam Han
Han yang lebih terfokus ke desa merasakan krisis yang amat buruk sebagai dampak dari tumbuhnya ekonomi uang serta ekonomi barang dagangan. Hal tersebut tidak dibarengi daya beli yang cukup sebagai akibat stagnansi produksi serta tuntutan para daimyo yang semakin meningkat.

d.    Pemiskinan Golongan Militer dan Keberhasilan Para Pedagang
Di tengah krisis, para daimyo sangat bergantung kepada kucuran dana pinjaman para saudagar, mereka akhirnya membuat suatu konsesi dengan memberikan hak istimewa kepada para saudagar.  Hak istimewa tersebut antara lain pemberian status kepada para saudagar sebaga samurai.  Pemberian hak istimewa kepada para saudagar membuat para saudagar lebih leluasa dalam berbisnis. Namun dibalik itu, para saudagar tetap berusaha agar sistem feodalisme tidak runtuh karena kesuksesan mereka sangat bergantung kepada sistem tersebut.

e.    Penggolongan dalam Tubuh Kelas Petani
Perekonomian desa yang identik dengan perekonomian pertanian menemui kekacauan ketika krisis ekonomi global di Jepang melanda pedesaan. Krisis ekonomi tersebut mendorong beberapa petani miskin untuk menjual tanahnya kepada petani besar sehingga kesenjangan di desa semakin tajam dengan adanya petani kaya dengan petani miskin. dampak terhadap kekuasaan feodal adalah berkurangnya sokongan desa terhadap pusat pemerintahan feodal.

Kesimpulan
Keshogunan Tokugawa muncul setelah terjadi perpecahan antar daimyo di Jepang. Hideyoshi Toyotomi berhasil menguasai keadaan dengan dibantu oleh Tokugawa Ieyasu. Wafatnya Hideyoshi Toyotomi pada 1598 membuka peluang bagi Tokugawa Ieyasu untuk menggantikan posisi Hideyoshi Toyotomi. Tokugawa Ieyasu berhasil menjadi shogun pada 1603.
Kebijakan politik pada masa Tokugawa terkenal dengan dua kebijakan penting yakni kebijakan shihai dan fujo. Shihai adalah kebijakan pengawasan terhadap para pejabat keshogunan dari mulai yang atas hingga ke bawah. Pengawasan didasarkan pada prinsip pemimpin dan pembantu. Kebijakn kedua adalah kebijkaan fujo yaotu kebijakan pemberian bantuan kepada beberapa pejabat.
Kehancuran keshogunan Tokugawa akhirnya menemui titik temu ketika dua kebijakan yang tadinnya berjalan sehat menemui kebuntuan hingga menghasilkan masalah serius. Pengawasan yang tidak berjalan berdampak pada banyaknya para daimyo yang lebih bersikap sipil daripada militeris. Sedangkan  keselewengan dari sistem fujo adalah dengan adanya kesenjangna di pedesaan sebagai dampai ekonomi global yang melilit desa.

 
http://sukmazaman.blogspot.com/2012/06/jepang-pada-masa-pemerintahan-shogun.html

Perekonomian Kerajaan Sriwijaya & Kerajaan Majapahit

Perekonomian Kerajaan Sriwijaya

Diihat dari letak geografis,daerah Kerajaan Sriwijaya memiliki letak yang sangat strategis di jalur pelayaran dan perdagangan Asia Tenggara. yaitu diteluk jambi tempat bermuaranya sungai batanghari dan semenanjung atau jazirah palembang tempat bermuaranya sungai musi ,maka dapat dikatakan Sriwijaya ini adalah kerajaan maritim yang mana kerajaan ini mengandalkan hegemoni pada kekuatan armada lautnya dalam menguasai alur pelayaran, jalur perdagangan, menguasai dan membangun beberapa kawasan strategis sebagai pangkalan armadanya dalam mengawasi, melindungi kapal-kapal dagang, memungut cukai, serta untuk menjaga wilayah kedaulatan dan kekuasaanya.

Dengan letak yang strategis tersebut maka Sriwijaya berkembang menjadi pusat perdagangan dan menjadi Pelabuhan Transito sehingga dapat menimbun barang dari dalam maupun luar.Dengan demikian kedudukan Sriwijaya dalam perdaganganinternasional sangat baik. Hal ini juga didukung oleh pemerintahan raja yang cakap dan bijaksana seperti Balaputradewa. Pada masanya Sriwijaya memiliki armada laut yangkuat yang mampu menjamin keamanan di jalurjalur pelayaran yang menuju Sriwijaya,sehingga banyak pedagang dari luar yang singgah dan berdagang di wilayah kekuasaan Sriwijaya tersebut.

Kerajaan Sriwijaya abad VII M telah dihuni oleh masyarakat yang menetap dengan tingkat hunian yang cukup padat serta telah mengenal spesialisasi dalam berbagai bidang keahlian ataupun pekerjaan.Ada kelompok masyarakat yang ahli di bidang kerajinan tembikar,manik-manik,pengecoran logam dan yang tidak kalah pentingnya adalah ahli bangunan.
            Menurut catatan arab, bumi Sriwijaya menghasilkan beberapa diantaranya cengkeh, kapulaga, pala, lada, pinang, kayu gaharu, kayu cendana, kapur barus, gading,timah, emas, perak, kayu hitam, kayu sapan, rempah-rempah dan penyu.Selain tanaman alam Sriwijaya juga menghasilkan batu-batuan granit,pasir kuarsa dan tanah lempung,tanah liat sebagai bahan dasar untuk membuat keramik.Selanjutnya barang-barang tersebut dijual atau dibarter dengan kain katun,sutera dan porselen melalui relasi dagangannya dengan Cina,India,Arab.
Di dunia perdagangan, Sriwijaya menjadi pengendali rute perdagangan rempah dan menguasi urat nadi pelayaran antara India dan Cina, yakni dengan penguasaan atas Selat Malaka dan Selat Sunda .Dengan menguasai selat-selat tersebut membuat perahu-perahu asing semuanya terpaksa berlayar melewatinya tentu akan memberikan keuntungan bagi Kerajaan Sriwijaya dengan juga mengenakan pajak bea dan cukai atas setiap kapal yang lewat.Dari pernyataan I-tsing diketahui bahwa kapal-kapal asing tersebut datang di kedah dan Malayu.Mereka tinggal dikedua tempat itu selama beberap lamanya sambil menunggu datangnya angin baik,baru melanjutkan perjalanannya ketempat tujuan masing-masing.Selama tinggal di pelabuhan tersebut kapal-kapal dagang berkesempatan untuk membongkar dan memuat lagi barang dagangan(barter).
Perdagangan dengan Cina dan India telah memberikan keuntungan besar bagi Sriwijaya.Raja Sriwijaya termahsyur karena kekayaannya.Sebuah legenda yang dikutip dalam sumber-sumber Cina menceritakan bahwa raja membuang sebungkal emas kedalam kolam pada setiap ulang tahunnya.Benar tidaknya mengenai kisah tersebut.
Sriwijaya juga menjalin perdagangan dengan tanah Arab. Kemungkinan utusan Maharaja Sri Indrawarman yang mengantarkan surat kepada khalifah Umar bin Abdul-Aziz dari Bani Umayyah tahun 718, kembali ke Sriwijaya dengan membawa hadiah Zanji (budak wanita berkulit hitam).
Maka pada kurun abad VII-VIII M  Sriwijaya telah berhasil menguasi kunci-kunci jalur perdagangan yang penting bagi perekenomian Sriwijaya meliputi:Selat Sunda,Selat Malaka,Selat Bangka,Selat Karimata,laut jawa bagian barat,selanjutnya Sriwijaya juga menduduki semenanjung malaya yang tujuannya untuk menguasai daerah penghasil lada dan timah serta menduduki tanah genting kra yang sering digunakan oleh para pedagang untuk menyeberang dari perairan lautan hindia ke laut cina selatan.
Kejayaan bahari Sriwijaya terekam di relief Borobudur yaitu menggambarkan Kapal Borobudur, kapal kayu bercadik ganda dan bertiang layar yang melayari lautan Nusantara sekitar abad ke-8 Masehi. Fungsi cadik ini adalah untuk menyeimbangkan dan menstabilkan perahu. Cadik tunggal atau cadik ganda adalah ciri khas perahu bangsa Austronesia dan perahu bercadik inilah yang membawa bangsa Austronesia berlayar di seantero Asia Tenggara, Oseania, dan Samudra Hindia. Kapal layar bercadik yang diabadikan dalam relief Borobudur mungkin adalah jenis kapal yang digunakan armada Sailendra dan Sriwijaya dalam pelayaran antarpulaunya, kemaharajaan bahari yang menguasai kawasan pada kurun abad ke-7 hingga ke-13 masehi.


Perekonomian Kerajaan Majapahit

Majapahit merupakan kerajaan agraris yaitu kerajaan yang kegiatan ekonominya lebih mengndalkan pertanian dan sekaligus negara perdagangan. Pajak dan denda dibayarkan dalam uang tunai. Ekonomi Jawa telah sebagian mengenal mata uang sejak abad ke-8 pada masa kerajaan Medang yang menggunakan butiran dan keping uang emas dan perak. Sekitar tahun 1300(abad 13), pada masa pemerintahan raja pertama Majapahit, sebuah perubahan moneter penting terjadi yaitu keping uang dalam negeri diganti dengan uang "kepeng" yaitu keping uang tembaga impor dari China.Alasan penggunaan uang logam atau koin asing ini tidak disebutkan dalam catatan sejarah, akan tetapi kebanyakan ahli menduga bahwa dengan semakin kompleksnya ekonomi Jawa, maka diperlukan uang pecahan kecil atau uang receh dalam sistem mata uang Majapahit agar dapat digunakan dalam aktivitas ekonomi sehari-hari di pasar Majapahit.Selain itu, transportasi pada abad 13 ini masih mengandalkan peranan dari sungai Brantas dan Bengawan Solo sbagai media penghubung daerah pedalaman dan pelabuhan di Tuban, Lamongan dan Gresik.
Perekonomian Majapahit pada abad 13 bertumpu pada perekonomian dualism yaitu perekonomian yang bertumpu pada sektor pertanian dan perdagangan dengan bertumpu pada peran dari sungai Brantas dan Bengawan Solo. Menurut catatan Wang Ta-Yuan yaitu seorang  pedagang Tiongkok(Cina) dalam bukunya Tao-i chih-lueh diceritakan bahwa She-po(Jawa) sangat padat penduduknya,tanahnya subur dan perekonomian bertumpu pada penanaman padi,jagung,lada,garam,kain,burung kakak tua yang semuanya merupakan barang ekspor utama sedangkan komoditas impornya adalah mutiara, emas, perak, sutra, barang keramik, dan barang dari besi. Mata uangnya dibuat dari campuran perak, timah putih, timah hitam, dan tembaga.Pada masa ini juga sudah mengenal sistem pertanian yang berupa tersiring, pembagian tanah, peralatan pertanian, pengairan atau irigasi dan pembuatan bendungan-bendungan dengan memanfaatkan sungai Brantas dan Bengawan Solo.Pada abad ini masyarakat sudah mengenal pembuatan garam baik yang berada di perairan maupun daratan dengan cara mengalirkan air asin. Selain mengekspor hasil pertanian, Majapahit juga mengimpor barang-barang berupa beberapa jenis rempah-rempah obat-obatan, kain India, daging dan ikan yang diawetkan dan dibawa ke pedalaman.

Pada masa raja-raja Majapahit dilakukan pemungutan berbagai macam pajak dan upeti yang dimanfaatkan hanya untuk kesejahteraan rakyat.Untuk keperluan peningkatan kesejahteraan dibidang pertanian,raja telah memerintahkan pembuatan bendungan-bendungan,dan saluran-saluran pengairan,serta pembukaan tanah-tanah baru untuk perladangan.Di beberapa tempat sepanjang sungai-sungai besar diadakan tempat tempat penyeberangan,yang sangat memudahkan lalu lintas antar daerah.
Kemakmuran Majapahit diduga karena dua faktor. Faktor pertama; lembah sungai Brantas dan Bengawan Solo di dataran rendah Jawa Timur utara sangat cocok untuk pertanian padi. Pada masa jayanya Majapahit membangun berbagai infrastruktur irigasi, sebagian dengan dukungan pemerintah. Faktor kedua; pelabuhan-pelabuhan Majapahit di pantai utara Jawa mungkin sekali berperan penting sebagai pelabuhan pangkalan untuk mendapatkan komoditas rempah-rempah Maluku. Pajak yang dikenakan pada komoditas rempah-rempah yang melewati Jawa merupakan sumber pemasukan penting bagi Majapahit.
Nagarakretagama menyebutkan bahwa kemashuran penguasa Majapahit telah menarik banyak pedagang asing, di antaranya pedagang dari India, Khmer, Siam, dan China. Pajak khusus dikenakan pada orang asing terutama yang menetap semi-permanen di Jawa dan melakukan pekerjaan selain perdagangan internasional. Majapahit memiliki pejabat sendiri untuk mengurusi pedagang dari India dan Tiongkok yang menetap di ibu kota kerajaan maupun berbagai tempat lain di wilayah Majapahit di Jawa.
Untuk membuta kerajaan Majapahit makin maju,Majapahit selalu menjalankan hubungan bertetangga yang baik dengan kerajaan asing,seperti Kerajaan Cina, Ayodya (Siam), Champa, dan Kamboja(sekitar tahun 1370-1381).Hal itu diketahui dari berita kronik Cina dari Dinasti Ming,khususnya dalam bidang perekonomian (pelayaran dan perdagangan) karena wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit terdiri atas pulau dan daerah kepulauan serta sebagai sumber barang dagangan yang sangat laku di pasaran pada saat itu.

Adapun beberapa prasasti Kerajaan Majapahit yang menggambarkan Perekonomian Majapahit diantaranya:
·         Isi Prasasti Biluluk I (1366)
            Prasasti-prasasti itu kebanyakan berisi tentang perekonomian Majapahit, seperti pada Prasasti Biluluk I (1366) yang dikeluarkan oleh titah Batara Parameswara atau Wijaya-rajasa yang isinya berupa kebebasan kegiatan perekonomian bagi warga Biluluk, sehubungan dengan pangambilan air asin (bahan garam) dan upacara keagamaan setiap tahun.
·         Isi Prasasti Biluluk II (1389)
Prasasti ini dikeuarkan pada masa Wikramawardana atas perintah Paduka Batara Sri Parameswara. Prasasti Biluluk II menetapkan daerah Biluluk-Tanggulunan sebagai daerah sima. Dengan status tersebut warga Biluluk-Tanggulunan memperoleh kebebasan berbagai kegiatan ekonomi dan pembebasan pembayaran pajak.Kebebasan perekonomian itu terutama pada sektor: perdagangan, pembuatan arak, pemotongan ternak, mencuci, mewarnai pakaian, penggilingan tepung dan pembakaran tepung.

            Pembebasan pajak diutamakan pada kegiatan-kegiatan: perkawinan, pembakaran jenazah, upacara, ongkos angkutan, pembuatan senjata tajam, pembuat batu bata merah, pamasangan atap, penyambutan pejabat, penanaman cabe, dll. Berdasarkan dari Prasasti Biluluk II tidak kurang dari 20 jenis pajak yang dikenakan.
Selain itu, catatan Odorico da Pordenone, biarawan Katolik Roma dari Italia yang mengunjungi Jawa pada tahun 1331, menyebutkan bahwa istana raja Jawa penuh dengan perhiasan emas, perak, dan permata yang semakin menunjukkan kemakmuran kerajaan Majapahit.






Sumber :

Poesponegoro,Sejarah Nasional Indonesia II,Jakarta:Balai Pustaka,2010.