BAB 1
PENDAHULUAN
Kapten
John Smith menempati kedudukan yang kokoh dalam sejarah Amerika sebagai
pemimpin yang ketegasan serta keberaniannya telah menyelamatkan koloni inggris,
Virginia , dari bencana pada tahun 1608 . akan tetapi, kerjanya sebagai
penjelajah dan ahli ilmu bumi agaknya tidak terlalu dikenal.peta yang
mencantumkan gambarnya di sudut , terukir di London dari catatan serta
pengamatannya pada tahun 1614 tatkala melakukan penjelajahan ke suatu daerah
yang dinamakannya (New England) tersebut meliputi keenam negara bagian timur
laut amerika serikat. Kaum peziaran memegang salinan peta ini diatas kapal MayFlower
pada tahun 1620 ketika mereka mendarat di Plymouth. “Cape James”nya smith
sekarang bernama Cape Cod.
Sejarah
awal amerika serikat adalah sejarah kolonial inggris di daerah baru amerika
utara yang dibanjiri para pendatang dari kepulauan inggris dan irlandia. Pada
permulaan tahun-tahun 1600an terjadi gelombang perpindahan bagi mereka yang
ingin menemukan kehidupan baru yang lebih baik , di tanah yang baru pula dengan
segala harapan yang ada dalam benak mereka. para imigran pertama dari inggris
ke tempat yang kini bernama amerika serikat itu menyebrangi samudera atlantik,
lama sesudah koloni-koloni spanyol yang makmur didirikan di meksiko, hindia
barat, dan amerika selatan. Sebagaimana semua perantau ke dunia baru , mereka
menyebarang dengan kapal-kapal kecil yang penuh sesak. Selama perjalanan
berlangsung enam sampai dua belas minggu, mereka hidup dengan penjatahan
makanan yang sangat tipis. Banyak diantra mereka yang meninggal karena sakit.
Sering pula terjadi kapal dihempaskan oleh topan dan beberapa diantaranya karam
di laut.
BAB
II
PEMBAHASAN
Zaman
kolonial
Setelah periode
penjelajahan yang dilakukan oleh negara-negara besar di Eropa, permukiman pertama
didirikan pada 1607. Orang Eropa membawa kuda, sapi, dan babi ke benua Amerika,
dan membawa jagung, kalkun,
kentang, kacang, tembakau, dan labu ke
Eropa. Lingkungan berpenyakit terbukti mematikan bagi banyak penjelajah dan
para pemukim awal menderita penyakit-penyakit baru. Dampak penyakit baru bahkan
lebih buruk bagi penduduk asli Amerika, terutama penyakit cacar dan campak.
Banyak sekali penduduk asli yang
meninggal, biasanya sebelum permukiman Eropa berskala besar
dimulai.
Kolonisasi
Spanyol, Belanda, dan Prancis
Para penjelajah Spanyol
adalah orang Eropa pertama yang tiba di benua Amerika, melaluiekspedisi kedua Christopher Columbus, yang mencapai
Puerto Rico pada 19 November 1493; yang lainnya mencapai Florida pada 1513. Dengan
cepat ekspedisi Spanyol mencapai Pegunungan Appalachia, Sungai Mississippi, Grand Canyon,
dan Great Plains.
Pada 1540, Hernando de Soto melakukan
penjelajahan besar-besaran ke kawasan Tenggara. Selain itu, pada tahun yang
samaFrancisco Vázquez de
Coronado menjelajahi
Arizona hingga Kansas tengah. Spanyol mengirim beberapa pemukim, mendirikan
permukiman Eropa permanen pertama di Amerika Serikat di St. Augustine, Florida pada
1565, namun hanya sedikit yang menetap permanen di sana. Permukiman Spanyol
yang tumbuh menjadi kota-kota penting antara lain Santa Fe, Albuquerque, San Antonio,Tucson, San Diego, Los Angeles, Santa Barbara dan San Francisco.
Klaim teritorial Eropa
di Amerika Utara, sek. 1750 Prancis Kerajaan Britania RayaSpanyolNew Netherland adalah
koloni Belanda abad ke-17 yang berpusat di New York City modern dan Lembah
Sungai Hudson, di mana mereka berdagang dengan suku Indian di utara dan menahan
perluasan Yankee dari New England.
Orang Belanda adalah para Kalvinis yang mendirikan Gereja Reformasi di
Amerika, namun mereka toleran terhadap agama dan kebudayaan
lainnya. Koloni ini direbut Inggris pada 1644 dan meninggalkan warisan yang
bertahan lama dalam kehidupan budaya dan politik Amerika, termasuk keterbukaan
pikiran dan pragmatisme perdagangan di kota, suatu tradisionalisme rural di
pedesaan yang dicirikan oleh kisah Rip Van Winkle,
serta politisi seperti Martin Van Buren, Theodore Roosevelt, Franklin D. Roosevelt dan Eleanor Roosevelt.
New France adalah
daerah yang dikolonisasi
oleh Prancis sejak
1534 hngga 1763. Ada sedikit pemukim permanen di luar Quebec dan Acadia,
namun Konfederasi Wabanakimenjadi
sekutu militer New France melalui empat Peperangan Prancis
dan Indian melawan
koloni-koloni Inggris yang bersekutu dengan Konfederasi Iroquois.
Selama Perang Prancis dan
Indian, New England berperang dengan sukses melawan Acadia
dan Inggris memindahkan orang Acadia dari
Acadia (Nova Scotia) lalu menggantinya dengan paraPetani New England. Pada akhirnya, beberapa orang Acadia
bermukim kembali di Louisiana, di mana mereka mengembangkan kebudayaan pedesaan Cajun yang
unik dan masih ada hingga kini. Mereka menjadi warga negara Amerika Serikat
pada 1803 melalui Pembelian Louisiana. Desa-desa Prancis lainnya di sepanjang sungai Mississippi danIllinois direbut
ketika orang Amerika Serikat mulai berdatangan setelah 1770. Wilayah-wilayah
lain dimukimi oleh orang Skotlandia-Irlandia, Jerman,
dan Swedia.
Kolonisasi Inggris di benua
Amerika
Pusat
permukiman permanen Inggris yang pertama di Amerika adalah sebuah pos
perdagangan yang didirikan di Jamestown pada tahun 1607 dalam Domini Lama
Virginia. Daerah ini segera mengembangkan perekonomiannya yang kaya dari hasil
tembakaunya ( tembakau Virginia ) dengan pemasaran yang telah siap menanpung di
Inggris.
Ketika
para wanita di Inggris dikerahkan untuk kawin mendirikan rumah tangga pada
tahun 1620, perkebunan besar sudah bermunculan disepanjang Jamestown yang
penduduknya telah bertambah 1000 orang pemukim. Inggris membentuk segugus
peraturan bersama yang kemudian setelah kemerdekaan Inggris tercapai menjadi
suatu Federasi,
Lahan di sepanjang
pesisir timur ditempati terutama oleh kolonis Inggris pada abad ke-17, bersama
sejumlah kecil orang Belanda dan Swedia.
Amerika Kolonial dicirikan oleh amat kurangnya tenaga kerja yang parah sehingga
diberlakukan bentuk kerja paksa sepertiperbudakan dan kerja wajib,
serta oleh kebijakan Inggris berupa pengabaian ramah (pengabaian salut)
yang mengizinkan perkembangan semangat Amerika terpisah dari para pendiri
Eropanya. Lebih dari separuh imigran Eropa datang ke Amerika Kolonial sebagai
pekerja paksa.
Bangsa Inggris mencoba
mendirikan permukiman di Pulau Roanoke tahun
1585, tetapi tidak berlangsung lama. Pada tahun 1607, permukiman Inggris
pertama yang dapat bertahan berdiri di Sungai James di Jamestown, Virginia, yang memulai Perbatasan Amerika.
Permukiman ini didirikan oleh John Smith, John Rolfe,
dan orang-orang Inggris lainnya yang tertarik dengan kekayaan dan petualangan.
Koloni ini hampir gagal bertahan dan mengalami kesusahan selama puluhan tahun
karena penyakit dan kelaparan, hingga akhirnya mengalami keberhasilan setelah
adanya gelombang baru pemukim tiba pada akhir abad ke-17 yang mendirikan
pertanian komersial berbasis tembakau. Antara
akhir 1610-an dan Revolusi, Inggris mengirimkan sekitar 50.000 narapidana ke
koloni di Amerika. Satu contoh konflik yang parah adalah pemberontakan Powhatan 1622
di Virginia , di mana suku Indian
membunuh ratusan pemukim Inggris. Konflik terbesar antara suku Indian dan
pemukim Inggris pada abad ke-17 adalah Perang Raja Phillip di New England.
Perang Yamasee di
Carolina Selatan juga menghasilkan banyak korban.
New England pada
awalnya dihuni oleh orang Puritan yang
mendirikan Koloni Teluk
Massachusetts pada
1630, meskipun sudah ada ada satu permukiman kecil pada 1620 oleh sekelompok
orang Inggris yang dijuluki Pilgrim Fathers (orang
yang melarikan diri karena berselisih paham dengan gereja)
di Koloni Plymouth.
Alih-alih menemukan emas, Pilgrims dan Puritan lebih tertarik untuk
membuat masyarakat yang lebih baik, yang mereka juluki "kota di sebuah
bukit. Roger Williams, yang ditendang keluar
dari Massachusetts, mendirikan koloni di Rhode Island tahun
1636. Koloni Tengah, terdiri atas negara bagian New York, New Jersey,Pennsylvania,
dan Delaware modern,
dicirikan oleh tingkat keragaman yang tinggi. Upaya pertama untuk mendirikan
permukiman Inggris di selatan Virginia adalah Provinsi Carolina.
Sementara koloni yang terakhir berdiri di antara Tiga Belas Koloni adalah Koloni Georgia yang
berdiri pada 1733.
Perkembangan koloni
merupakan hal yang buruk bagi penduduk asli Amerika. Mereka kehilangan negeri
mereka, dan banyak dari antara mereka yang meninggal akibat variola,
penyakit yang dibawa bangsa Eropa ke Amerika.
Koloni memiliki ciri
berupa keragaman keagamaan, dengan banyaknya Kongresionalis di New England,
Reformasi Jerman dan Belanda di Koloni Tengah, Katolik di Maryland, dan
Prebisterian Skotlandia Irlandia di
perbatasan. Banyak pejabat kerajaan dan pedagang adalah penganut Anglikan.
Pada awal tahun
1700-an, relijiusitas amat meluas melalui kemunculan suatu gerakan keagamaan
yang disebut Gerakan Kebangunan
Rohani Pertama, yang dipimpin oleh pengkotbah seperti Jonathan Edwards.
Gerakan Kebangunan merupakan salah satu peristiwa pertama dalam sejarah Amerika
yang merupakan "pergerakan besar", atau sesuatu yang melibatkan
banyak orang Amerika. Gerakan Kebangunan Rohani, bersama dengan Penghukuman Penyihir Salem,
merupakan tanggapan atas situasi Amerika saat itu, dan mungkin memengaruhi
pemikiran yang digunakan dalam Revolusi Amerika. Evangelis Amerika yang terpengaruh
Kebangunan menambahkan penekanan baru dalam pencurahan ilahi dari Roh Kudus dan
konversi yang mengajarkan kepada para penganut baru cinta intens pada Tuhan.
Kebangkitan itu mengemas keunggulan itu dan memajukan evangelikalisme yang baru
dibentuk menjadi republik awal, memberi tempat bagi Gerakan Kebangunan Rohani Kedua,
yang dimulai pada akhir 1790-an.
Pada tahun 1733,
terdapat tiga belas koloni. Koloni-koloni ini biasanya dikelompokan menjadi New
England (New Hampshire,Massachusetts, Rhode Island dan Connecticut),
koloni-koloni Tengah (New York, New Jersey, Pennsylvania, Delaware),
dan Selatan (Maryland, Virginia, Carolina Utara, Carolina Selatan,
dan Georgia).
New England memiliki peternakan-peternakan kecil, dan lebih bertumpu pada
perikanan, perkapalan, dan industri-industri
kecil. Koloni Selatan memiliki
perkebunan tembakau dan kapas.
Kebun-kebun ini awalnya digarap oleh pekerja yang bersedia bekerja beberapa
tahun dengan upah pintu masuk ke Amerika dan tanah, lalu oleh budak.
Koloni tengah memiliki peternakan berukuran kecil, dan dikenal memiliki budaya
dan kepercayaan yang beragam.
Sebuah segi yang mencolok dalam sebuah tahap perkembangan
kolonial adalah langkahnya pengaruh kontrol yang dijalankan oleh pemerintah
Inggris. Pemerintah Inggris tidak secara langsung ikut serta dalam pendirian
koloni yang manapun kecuali Georgia dan secara berangsur saja ia ingin
mengambil bagian dalam pengarahan politik mereka.
Daerah koloni Inggris di Amerika Serikat lambat laun
menjadi daerah yang maju, baik dibidang sosial maupun ekonomi yang menimbulkan
hasrat masyarakat untuk ikut serta dalam kehidupan politik.mulai tahun 1651
pemerintah Inggris sekali-sekali mengeluarkan peraturan-peraturan yang
berkenaan dengan segi-segi tertentu dalam kehidupan ekonomi kolonial yang
sebagian baik untuk Amerika, tetapi pada umumnya menguntungkan Inggris.
Ketigabelas
koloni tersebut terikat dengan "ekonomi Atlantik",
yang meliputi penggunaan kapal untuk perdagangan budak, tembakau,rum, gula, emas, rempah-rempah, ikan, kayu, dan barang hasil
produksi, antara Amerika, Hindia Barat, Eropa, dan Afrika. New York, Philadelphia, Boston, dan Charleston merupakan kota dan pelabuhan utama
pada masa itu.
INTEGRASI
POLITIK DAN EKONOMI
Bersatu, atau Mati,
kartun politik tahun 1756 karya Benjamin Franklin yang
mendorong koloni-koloni untuk bersatu selama Perang Prancis dan India.
Dari tahun 1754 hingga 1763, Inggris dan
Perancis terlibat dalam perang yang disebutPerang Tujuh Tahun. Inggris berhasil
memenangkan perang. Perancis menyerahkan koloninya di Kanada kepada Inggris, dan menyerahkan Louisiana ke Spanyol;
Spanyol menyerahkan Florida kepada Inggris. Perang ini adalah
titik balik dalam perkembangan politik koloni. Pengaruh para pesaing utama
Tahta inggris di koloni dan kanada,
Prancis dan suku Indian Amerika Utara, amat berkurang. Selain itu, upaya perang
berakibat pada integrasi politik koloni yang lebih besar, seperti ditunjukkan
dalam Kongres Albany dan disimbolkan oleh seruan Benjamin
Franklin supaya semua koloni
"Bersatu atau Mati."
Menyusul
penguasaan Inggris atas wilayah Prancis di Amerika Utara, Raja George III mengeluarkan Proklamasi Kerajaan 1763, yang menyatakan
bahwa orang yang tinggal di tiga belas koloni tidak dapat menetap di sebelah
barat Pegunungan Appalachia. Tujuan dari proklamasi ini adalah
untuk mengorganisir kekaisaran Amerika Utara baru dan melindungi suku Indian
dari perluasan kolonial ke kawasan barat. Pada masa selanjutnya, terjadi
ketegangan antara para kolonis dengan Kerajaan. Parlemen
Inggris mengeluarkanUndang-Undang
Materai 1765, menerapkan pajak terhadap koloni tanpa melalui
legislatif kolonial. Pajak-pajak tamaban juga ditetapkan melalui Undang-Undang
Gula (1764), Undang-Undang Perangko (1765), Undang-Undang Townsend (1767), dan Undang-Undang
Teh(1773).Para kolonis melakukan protes karena tidak memiliki
perwakilan di Parlemen Inggris dan merasa bahwa mereka tidak memperoleh hak-hak
mereka. Mereka mengeluarkan
seruan "Tolak pajak tanpa perwakilan rakyat,"
yang berarti mereka meminta agar mereka memiliki suara di Parlemen
Britania. Mereka terus
menolak membayar pajak seiring ketegangan yang semakin meningkat pada akhir
1760-an dan awal 1770-an.
Pesta Teh
Boston pada 1773
adalah aksi langsung oleh para aktivis di kota Boston untuk memprotes pajak
baru untuk teh. Para kolonis di Boston membuang ratusan kotak berisi teh dari
kapal di Pelabuhan Boston, sebagai
tanggapan terhadap Undang-Undang Teh. Parlemen
merespon cepat setahun kemudian. Pasukan Inggris mengambil alih Boston, serta
mengeluarkan Undang-Undang Paksaan,
yang mencabut hak pemerintahan mandiri Massachusetts dan menempatkan wilayah
itu di bawah kekuasaan pasukan. Tindakan ini memicu kemarahan dan perlawanan di
semua koloni. Para pemimpin patriot dari tiga belas koloni mengadakan Kongres
Kontinental Pertama untuk
mengkoordinasikan perlawanan mereka terhadap Undang-Undang Paksaan. Tokoh-tokoh
penting dalam kongres tersebut adalah Benjamin
Franklin, John Adams, Thomas
Jefferson, John Hancock, Roger Sherman,
dan John Jay.
Kongres menyerukan boikot terhadap perdagangan Inggris,
menerbitkan daftar hak
dan keluhan, serta mempetisi
raja untuk mengatasi
semua keluhan itu. Semua tindakan
ini tidak terlalu berpengaruh, sehingga Kongres
Kontinental Kedua pun
digelar pada 1775 untuk mengorganisir pertahanan koloni melawan Pasukan
Inggris.